Larangan Banyak Bertanya dan Berlebihan dalam Ibadah
Larangan Banyak Bertanya dan Berlebihan dalam Ibadah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Shahih Jami’ Ash-Shaghir. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Emha Hasan Ayatullah pada Kamis, 13 Jumadil Akhir 1447 H / 4 Desember 2025 M.
Kajian Islam Tentang Larangan Banyak Bertanya dan Berlebihan dalam Ibadah
Hadits yang menjelaskan hal ini termasuk dalam rangkaian hadist Al-Arba’un An-Nawawiyah dan tergolong Jawami’ul Kalim (kata yang singkat namun maknanya padat).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim:
أُوتِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ
“Aku dianugerahi oleh Allah Jawami’ul Kalim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Atsir Rahimahullah mengartikan Jawami’ul Kalim sebagai: “Perkataan yang lafaznya sedikit, tetapi maknanya banyak dan dalam.”
Menghindari Perbuatan Umat Terdahulu
Hadits utama mengenai larangan banyak bertanya diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اتْرُكُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ فإِذا حَدَّثْتُكُمْ فَخُذُوا عَنِّي فإنما هلك من كان قبلكم بكثرة سؤالهم واخْتِلافِهِمْ على أنْبِيائِهِمْ
“Tinggalkanlah aku (jangan banyak bertanya) selama aku meninggalkan kalian. Jika aku menyampaikan suatu (perintah atau ajaran) kepada kalian, maka ambillah dariku. Karena sesungguhnya umat sebelum kalian telah binasa hanya karena banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini juga memiliki lanjutan yang disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim:
دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Tinggalkanlah aku (jangan banyak bertanya) selama aku meninggalkan kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa hanya karena pertanyaan-pertanyaan mereka dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka. Apabila aku larang kalian dari sesuatu, maka jauhilah ia, dan apabila aku perintahkan kalian dengan suatu urusan, maka laksanakanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Contoh Kasus: Kewajiban Haji
Hadits ini disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di awal mulanya ketika beliau sedang menjelaskan tentang ibadah haji. Beliau bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوا
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan kepada kalian haji, maka hajilah.”
Kemudian salah seorang sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kewajiban haji ini setiap tahun?”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam awalnya diam. Namun, karena pertanyaan tersebut diulang, beliau menjawab:
لَوْ قُلْتُ: نَعَمْ. لَوَجَبَتْ. وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ
“Seandainya aku katakan ‘Ya’, maka haji itu akan menjadi wajib (setiap tahun), dan kalian tidak akan mampu.” (HR. Muslim)
Hal ini menunjukkan bahwa tidak bertanya-tanya justru memudahkan urusan ibadah. Pertanyaan yang memberatkan kaum Muslimin dan menyebabkan sesuatu yang tadinya tidak diharamkan menjadi haram adalah tindakan tercela.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِينَ فِي الْمُسْلِمِينَ جُرْمًا مَنْ سَأَلَ عَنْ شَىْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ عَلَى الْمُسْلِمِينَ فَحُرِّمَ عَلَيْهِمْ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ
“Sesungguhnya seorang Muslim yang paling besar dosanya terhadap kaum Muslimin lainnya adalah orang yang bertanya tentang sesuatu yang tadinya tidak diharamkan atas kaum Muslimin, lalu diharamkan atas mereka karena pertanyaannya.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, para sahabat memahami larangan ini. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang kami untuk banyak bertanya.”
Pertanyaan yang dilarang bukan hanya yang tidak perlu, tetapi juga pertanyaan yang terkesan mengejek atau bercanda, atau pertanyaan yang jika dijawab akan memberatkan ibadah, padahal tanpa pertanyaan itu, ibadah akan terasa mudah. Hal ini juga sejalan dengan firman Allah Azza wa Jalla:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ…
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu (justru) menyusahkan kamu.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 101)
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian lengkapnya.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Larangan Banyak Bertanya dan Berlebihan dalam Ibadah” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55866-larangan-banyak-bertanya-dan-berlebihan-dalam-ibadah/